Era digital memberi ruang yang sangat luas bagi setiap pemuda untuk mendapat kesempatan berpartisipasi dalam mengakses informasi dan mengorganisir tindakan politik.
Saat ini platform digital begitu banyak memberikan kesempatan kepada seluruh anak bangsa khususnya pemuda, agar berpartisipasi dalam kehidupan bernegara termasuk tentang cara mempengaruhi kebijakan publik.
Di era yang serba cepat ini, kesadaran politik setiap orang perlu di tingkatkan.
Karena dengan kesadaran dan pemahaman politik yang baik, maka seseorang akan terlibat aktif dalam isu-isu public.
Berkaitan dengan hal itu, pemuda harus menjadi bagian dari kontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Pemuda juga harus menjadi pemilih yang cerdas dalam setiap kontestasi politik.
Hal ini karena peran anak muda dalam kontestasi politik kontemporer sangat diperhitungkan, sebagai bagian penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi.
Kendati demikian anak-anak muda, juga penting untuk tetap kritis terhadap informasi yang beredar.
Terutama terhadap penyebaran berita hoaks yang sangat cepat tersiar yang juga telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah politik.
Ingat! salah satu kelompok yang memiliki peran penting dalam mengadaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi ini adalah pemuda.
Pemuda adalah sebagai agen perubahan sosial yang potensial, karena memegang peranan krusial dalam menggalang partisipasi politik di era digital ini.
Platform digital memberikan akses yang lebih luas dan cepat ke informasi politik.
Oleh karenanya, penting bagi pemuda untuk memiliki literasi digital yang baik, agar dapat membedakan informasi yang akurat dan isu hoaks.
Era sekarang ini, media sosial memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan mendorong partisipasi politik.
Namun, penting disadari bahwa media sosial juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan hoaks.
Untuk itu diingatkan, kepada setiap pemuda bahwa penyelenggaraan kontestasi politik lima tahunan perlu menjadi pemilih cerdas yang tidak hanya memilih berdasarkan propaganda atau emosi.
Namun lebih dari itu, jadilah sebagai pemilih yang memiliki dasar pemahaman tentang isu-isu politik dan memakai pemikiran kritis.
Hal ini dimaksudka agar pemuda tak hanya dicap sebagai generasi berpolitik yang ikut-ikutan dan asal trendi.
Kesimpulan:
Berpolitik cerdas di era digital adalah tentang memanfaatkan potensi platform digital untuk berpartisipasi, mengakses informasi, dan mengorganisir aktivisme politik secara efektif dan bertanggung jawab.
Pendidikan politik yang terintegrasi dengan literasi digital, serta pemahaman yang kritis terhadap informasi dan propaganda di media sosial, adalah kunci untuk menciptakan pemilih yang cerdas dan mendorong partisipasi politik yang lebih baik.
Penulis : Audy Khoirunisa
Angga Rosidin, S.I.P.,M.A.P
Zakaria Habib Al-ra’zie, S.I.P.,M.Sos
(program studi administrasi negara S1, Universitas Pamulang – Serang)