SERANG (bantenbersatu.co.id) – Hari Sabtu 26 April 2025, saya berkesempatan untuk mengunjugi Pulo Panjang.
Pulo Panjang, adalah nama wilayah Pemerintahan Desa yang berada di Kecamatan Pulo Ampel, di Kabupaten Serang.
Pulo ini berada di teluk Banten, tepatnya di dekat ujung barat laut Pulau Jawa.
Wilayahnya merupakan bagian dari Laut Jawa dan memiliki luas sekitar 150 kilometer persegi, dengan kedalaman rata-rata sekitar tujuh meter.
Sayangnya teluk ini belum dikelola secara baik agar bisa menjadi destinasi wisata unggulan di Provinsi Banten.
Di sekitar Teluk Banten tersebut, terdapat situs bersejarah dan pecahan kapal di zaman penjajahan Hindi Belanda.
Saya berangkat melakukan pelayaran ke Pulo Panjang menggunakan kapal kayu, bersama dengan sekitar 40an wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Nusantara (PWN) dari berbagai media online.
Organisasi ini dikomandani oleh Binter Ginting.
Dia mengaku ingin mengajak rekan-rekan seprofesinya untuk memberi sesuatu yang baik terhadap daerah.
“Boleh nggak memberikan yang terbaik untuk negeri dari organisasi yang kecil seperti kami,” kata Putra Batak ini bertanya.
Pelayaran dimulai dari Dermaga Karangantu menggunakan kapal kayu dengan jarak tempuh sekitar 45 menit, untuk tiba di Dermaga Pulo Panjang.
Sempat mengalami insiden kecil saat kapal yang kami tumpangi memulai pelayaran di dermaga Karangantu.
Saat itu mesin kapal meraung keras, karena lambung kapal kandas tersangkut lumpur di dasar dermaga.
Akibatnya kapal yang kami tumpangi kesulitan bergerak untuk melaju ke tengah laut.
Namun setelah dilakukan upaya dengan bantuan sebatang bambu oleh anak buah kapal (ABK), akhirnya kapal berhasil keluar dari jeratan lumpur.
“Dasar dermaga sudah terlalu dangkal, karena endapan lumpur,” kata salah seorang anak buah kapal (ABK).
Selama pelayaran seluruh rekan-rekan wartawan, bahkan diantaranya ada yang membawa keluarga dan anak-anak terlihat sungguh bergembira.
Selain mendapat sensasi menyenangkan selama melakukan pelayaran, rekan-rekan wartawan juga mendapatkan spot-spot foto yang menarik di tengah laut.
Kata ‘Pulo’ yang disematkan pada wilayah yang berada di Teluk Banten ini, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ‘Pulau’.
Atau yang selanjutnya disebut Pulo dalam bahasa daerah.
Daratan di tengah laut dalam bentuk memanjang itu, mungkin menjadi dasar nama yang disematkan kepada Pulo Panjang.
Wilayah ini memiliki sekitar 700 Kepala Keluarga (KK) yang dipimpin oleh seorang perempuan bernama Ratu Bilkis, sebagai Kepala Desa.
Jalan-jalan yang menghubungkan kampung satu dengan tujuh kampung lainnya di Desa Pulo Panjang, sudah menggunakan betonisasi, bahkan beberapa diantara jalan beton tersebut sudah juga dilapisi aspal atau hotmix.
Tidak hanya itu, jalan lingkungan di Desa Pulo Panjang hampir semuanya menggunakan conblock.
Berdekatan dengan Dermaga Pulo Panjang, saya melihat bangunan Masjid yang cukup besar.
Kubah masjid ini tampak jelas dari tengah laut, saat kapal yang kami tumpangi mendekati dermaga.
Hal ini juga yang menandai bahwa mayoritas masyarakat di Pulo Panjang beragama islam.
Secara umum kehidupan masyarakat di Desa Pulo Panjang dari sisi ekonomi relatif cukup baik.
Mereka umumnya terdiri dari mayoritas sebagai nelayan tradisional, yang melaut tidak memakan waktu hingga berhari-hari.
Berangkat melaut menjelang malam dan kembali lagi mendekati waktu pagi.
Rata-rata bangunan rumah masyarakat di Pulo Panjang menggunakan tembok permanen dan tertata rapih menghadap ke jalan lingkungan serta jalan-jalan penghubung antar kampung.
Walaupun memang ada beberapa diantara rumah penduduk masih ada yang menggunakan dinding anyaman bambu dan atap rumbia.
Desa Pulo Panjang memiliki dua destinasi wisata pantai yang eksotik, masing-masing bernama Pantai Kelapa Doyong dan Pantai Munir.
Hamparan pasir putih yang membentang di sepanjang kedua pantai itu sangat bagus.
Ini yang bikin saya rasanya berat untuk meninggalkan buru-buru dua pantai tersebut.
Saya menyampaikan selamat datang untuk semua calon pengunjung Pulo Panjang. Kalian pasti betah mengunjungi Pulau ini.
Ini Rincian Anggaran Yang Harus Disiapkan Masing-masing Pengunjung Untuk Mengunjungi Pulo Panjang :
- Membayar peron masuk lokasi Dermaga
Karangantu Rp 2 ribu/mobil dan motor
2.Membayar parkir kendaraan mobil di dalam kawasan Dermaga Karangantu Rp 5
ribu (jika membawa mobil)
3.Membayar parkir kendaraan motor Rp 2
Ribu di dalam kawasan Dermaga Karangantu (jika membawa sepeda motor)
- Membayar tarif penyebrangan menggunakan kapal/perahu kayu Rp10 ribu/orang atau Rp 20 ribu bolak-balik.
- Tarif masuk kawasan pantai wisata Rp20 ribu/orang.
Penulis : Wisnu Bangun